RSBI dihapus, Siapa yang Untung, Siapa yang Buntung?
Posted in Pendidikan dengan kaitan (tags) Alasan RSBI dihapuskan, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, RSBI, RSBI dihapuskan, RSBI Dihapuskan Siapa yang Untung Siapa yang Buntung on 14 Januari 2013 by cauchymurtopoRintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang seru di kalangan masyarakat kita. Bukan karena prestasinya yang telah mengharumkan nama bangsa ini melainkan kontrofersial keberadaan RSBI. Berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada tanggal 8 Januari 2013 RSBI dihapuskan. Penghapusan RSBI ini didasarkan pada penggugat yang telah mengajukannya pada Desember 2011 lalu. Adapun pertimbangan kenapa RSBI dibubarkan antara lain karena RSBI dinilai oleh penggugat sebagai diskriminasi terhadap pendidikan. RSBI yang membutuhkan fasilitas yang serba canggih dalam pembelajarannya seperti LCD, ruangan berAC, laptop setiap siswanya, dan fasilitas-fasilitas lain yang berkelas membuat kalangan masyarakat yang tidak berkantong tebal didak bisa menyekolahkan anaknya di sini. Seolah-olah hanya anak orang berduit saja yang bisa bersekolah di sini meskipun kemampuan anak belum tentu selalu unggul bila dibandingkan dengan anak yang sekolah bukan di RSBI.
Sewaktu saya masih tugas di sebuah Ibukota Propinsi di Luar Jawa saya mempunyai tetangga yang kebetulan mempunyai anak yang pintar. Sebut saja Wati (bukan nama sebenarnya), nilai Ujian Nasional SD Wati ranking 1. Guru-gurunya menyarankan Wati masuk SMP RSBI di kota tersebut, akan tetapi ia tidak bisa masuk karena kendala biaya meskipun dari segi nilai dan kemampuan ia bisa. Orang tuanya kurang mampu, ibunya sebagai pengasuh anak saya dan ayahnya kerja serabutan. Setelah ia bersekolah negeri di tempat lain meskipun bukan di RSBI prestasinya selaju yang terbaik, ia selalu menjadi juara 1, bahkan mengalahkan anak yang bersekolah di RSBI. Itu adalah salah satu gambaran dari adanya diskriminasi pada RSBI meskipun mungkin tidak setiap RSBI berlaku seperti itu.
Sekolah RSBI memang diberi kebebasan untuk menarik iuran bila dibandingkan sekolah yang bukan RSBI, apa lagi sekolah tingkat SD dan SMP pada sekolah negeri yang sekarang tidak boleh memungut sumbangan bulanan dari orang tua siswa. Adanya kebebasan untuk menarik iuran dari orang tua siswa ini kadang kurang tepat dalam penarikan dan pembelanjaannya. Misalnya masuk RSBI uang pangkal bisa diatas 10 juta rupiah dan anak mendapat laptop, meskipun anak sudah mempunyai laptop tetap membayar segitu. Ironisnya lagi laptop yang didapat bukan laptop yang bermutu bagus dan tidak sesuai dengan harga resmi di pasaran, artinya harganya malah lebih tinggi.
Alasan lain kenapa RSBI dibubarkan MK adalah karena di RSBI bahasa yang digunakan dalam proses pembelajaran bilingual, 70% bahkan lebih bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Inggris. Ini berarti bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional bisa terkikis. Anak bisa jadi tidak bisa berbahasa bahasanya sendiri. Jika itu sekolah internasional yang bukan sekolah negeri tidak masalah.
Kebetulan istri saya mantan guru di sekolah RSBI waktu di luar Jawa dulu. Dia menjelaskan jika di sekolahnya guru dan siswa berada di sekolah baik pada jam pelajaran maupun bukan dianjurkan untuk berbahasa Inggris. Selain itu, semua ujian tertulis baik ulangan, ujian tengah semester maupun ujian akhir semester menggunakan bahasa Inggris. Jika ada guru yang tidak berbahasa Inggris dalam mengajar akan ditegur oleh Kepala sekolah karena di setiap ruang kelas terdapat kamera CCTV. Memang tidak semua mata pelajaran menggunakan bahasa Inggris. Mata pelajaran tertentu tidak berbahasa Inggris, misal mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin.
Lalu siapa yang diuntungkan dan dirugikan jika memang RSBI sudah dihapuskan? Yang jelas dengan adanya RSBI dibubarkan ini banyak kalangan masyarakat yang menyambut gembira, pasalnya biaya pendidikan pada sekolah yang dianggap masyarakat bagus tidak lagi ditakuti. Anak pintar dari orang tua yang tidak mampu tidak usah khawatir lagi. Mereka bisa bersekolah di sekolah bagus tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar seperti di RSBI.
Guru yang mengajar di RSBI juga banyak yang menyambut gembira atas dihapuskannya RSBI ini. Beban kerja yang selama ini dipikul dipundaknya berkurang. Guru tidak harus mengajar menggunakan bahasa Inggris. Selain itu guru juga tidak harus seharian berada di sekolah. Dulu waktu istri saya masih mengajar di RSBI waktu untuk keluarga, terutama untuk anak berkurang. Berangkat kerja pagi dan pulang sore. Meskipun hari Sabtu dinyatakan tidak ada pelajaran tetap saja harus masuk. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari Sabtu. Rapat dan segala kegiatan guru dan siswa yang bukan akademis dilaksanakan pada hari Sabtu. Ini berarti selama 6 hari harus masuk sampai sore.
Selain itu guru-guru di RSBI juga sering dikirim keluar kota untuk pelatihan. Ini memang bagus karena dengan adanya pelatihan membuat kompetensi guru semakin baik. Akan tetapi seringnya pelatihan membuat pekerjaan lebih berat karena pekerjaan mengoreksi latihan mandiri siswa juga bertambah banyak. Dengan seringnya ditinggal pelatihan beban murid juga semakin berat. Siswa-siswa harus terbiasa belajar mandiri. Meskipun di satu sisi baik supaya membiasakan siswa belajar mandiri dengan tugas-tugas, akan tetapi jika ini sering mereka alami maka akan berdampak kurang baik pada siswa itu sendiri. Meskipun ini pengalaman dari istri saya, tapi saya bisa membayangkan betapa lelahnya guru yang mengajar di sekolah RSBI.
Anak-anak belajar dari Senin sampai Jumat dari pagi sampai sore, hari Sabtu masih harus ikut kegiatan ekstrakurikuler. Jadi mereka hanya libur satu hari yaitu hari Minggu. Anak yang bersekolah di RSBI kebanyakan juga memikul beban di pundak yang lebih berat. Beratnya beban ini adalah barang bawaan yang mereka bawa ke sekolah. Saya sering mengamati anak-anak yang bersekolah di RSBI pada waktu saya mengantar istri berangkat dan pulang. Rata-rata anak membawa dua tas, tas yang pertama berisi buku-buku pelajaran yang tiap pelajaran bukunya besar karena buku yang dipakai buku yang bilingual. Tas yang kedua adalah tas laptop karena pada hampir tiap pembelajaran anak menggunakan internet dengan fasilitas free WiFi.
Ternyata dengan dihapusnya RSBI juga berdampak kurang baik pada guru-guru yang mengajar di RSBI. Penghasilan guru-guru yang mengajar di sekolah RSBI memang jauh lebih besar dari pada guru-guru yang mengajar di sekolah bukan RSBI. Ini sesuai dengan beban kerja yang lebih berat bila dibandingkan dengan di sekolah yang bukan RSBI. Dengan dihapusnya RSBI otomatis penghasilan guru-guru menurun. Sekolah tidak bebas lagi memungut iuran dari orang tua siswa, apa lagi pada tingkat sekolah SD dan SMP. Sebagai contoh saja waktu istri saya masih mengajar di RSBI selain gaji dan tunjangan dari pemkot juga ada penghasilan lain seperti uang transport, uang pelajaran tambahan yang besarnya bisa 3 atau 4 kali lipat bila dibandingkan pada sekolah yang bukan RSBI per jamnya. Selain itu juga ada kesejahteraan yang lain.
Penghapusan RSBI selain berdampak kurang baik pada penghasilan guru-guru yang mengajar di sekolah RSBI, juga berdampak kurang baik pada kinerjanya. Guru yang terbiasa kerja keras dengan penghasilan yang lebih menjadi kurang bersemangat karena penghasilannya menurun. Ini bisa jadi dimanfaatkan guru untuk mendapatkan penghasilan lain, misal memberi les privat pada siswanya. Ini berdampak pada penilaian yang tidak objektif pada siswa yang diberi les privat tersebut.
Dana yang digelontorkan pemerintah untuk RSBI memang jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan sekolah yang bukan RSBI. Dana itu selain dari pemerintah pusat juga dari pemerintah kabupaten/kota serta propinsi. Dana yang melimpah ini rawan diselewengkan, jika tidak dipakai dengan tepat sasaran, justru dana ini malah diperuntukkan kegiatan yang bersifat pemborosan. Dengan adanya RSBI dibubarkan ini masyarakat menginginkan supaya dengan dana yang tidak sebesar pada sebelumnya dapat dimanfaatkan pada kegiatan-kegiatan yang tepat sasaran dan tidak terbuang percuma.
RSBI sudah dihapuskan, mungkin setelah ini pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Pendidikan Nasional membentuk sekolah unggulan yang mirip dengan RSBI. Apapun namanya yang penting jangan sampai ada lagi diskriminasi pada pendidikan. Jangan ada lagi anak yang tidak mampu tetapi cerdas tidak bisa masuk sekolah yang bermutu baik. Jangan lagi bahasa kita dikesampingkan dan tidak dijadikan bahasa pengantar pertama dalam dunia pendidikan. Bukankan pendidikan ini adalah hak segala bangsa?
Tips Belajar Agar Lulus UAN Dengan Nilai Bagus
Tips belajar agar lulus UAN dengan nilai bagus ini saya buat dalam rangka membantu para pelajar menyiapkan diri menghadapi ujian akhir nasional.
Walaupun istilahnya berbeda, yang nama
ujian ya ujian, ada nilainya, ada yang lulus dan mungkin ada yang tidak
lulus. Jika tidak lulus tentu harus mengulangi di kelas yang sama untuk
selanjutnya mengikuti ujian lagi pada tahun berikutnya. Ini berarti
menyia-nyiakan waktu setahun. Oleh karena itu waktu yang tersedia
sebelum ujian tiba haruslah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Setiap
pelajar harus berada pada kondisi siap tempur dan tidak boleh terjun
bebas (belajar asal-asalan atau tanpa belajar) dalam melaksanakan UAN
tersebut.
Tips belajar agar lulus UAN dengan nilai bagus saya buat dalam bentuk poin-point agar mudah diikuti dan diaplikasikan.
.I. The DO ( yang harus dilaksanakan)
A. Saat belajar sebelum UAN.
1. Meluruskan niat,
belajar untuk ibadah. Dengan niat yang lurus ini Insya Allah hasilnya
akan barokah dan para pelajar dapat mengikuti ujian dengan baik, jujur,
semangat dan sungguh-sungguh.
2. Berdoa sebelum
mulai belajar. Berdoa ini sangat penting agar para pelajar diberi
kejernihan dalam berpikir, diberi bimbingan, petunjuk dan kekuatan lahir
batin dalam menghadapi ujian oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang.
3. Siapkan buku
referensi, catatan yang memang akan dipakai untuk belajar. Singkirkan
buku, majalah, koran,komik,novel dan benda-benda yang tidak perlu yang
bisa mengganggu konsentrasi belajar.
4. Buat catatan
hal-hal yang penting, rumus-rumus, pattern, dengan tulisan agak besar
hurufnya dan tempelkan di tembok ruangan belajar, di ruang duduk, di
kamar tidur dan dimana saja pelajar sering berada. Dengan cara itu,
sambil persiapan tidur bisa melirik rumus sebentar sampai mata terpejam.
5. Materi-materi yang penting beri tanda dengan stabilo agar mudah diketemukan.
6. Pelajaran yang
harus dihafal ya harus dihafalkan, sedangkan pelajaran yang berbentuk
pemecahan persoalan harus dilatihkan (matematika, misalnya)
7. Beli/pinjam
buku-buku latihan ujian yang saat ini bertaburan di toko buku. Kerjakan
persoalan yang ada dalam buku tersebut agar mengenal medan persoalan.
8. Bimbingan belajar
sifatnya hanya untuk mematangkan/ menghaluskan, sedangkan yang menjadi
bekal dasar adalah ilmu yang sudah diberikan oleh para guru di sekolah.
9. Jika dalam
bimbingan belajar oleh pihak ketiga ada cara baru yang lebih mudah dan
lebih cepat untuk menjawab persoalan maka adakan uji coba terlebih
dulu. Jika hasil metode baru dari pihak ketiga memang sama dengan yang
diajarkan di sekolah bisa saja cara baru itu dimanfaatkan.
B. Saat Ujian.
1. Sebelum tidur
siapkan pakaian dan alat perlengkapan untuk ujian : pensil, penghapus,
tanda peserta ujian ( jika ada) dan lain-lainnya) agar pada pagi harinya
tidak disibukkan mencari alat tersebut kesana-kemari.
2. Segera tidur setelah belajar selesai agar besok hari dapat bangun pagi-pagi.
3. Berdoalah sebelum memejamkan mata, memohon bimbingan dan petunjuk untuk menghadapi ujian.
4. Pada pagi hari
sarapanlah seperti biasa agar tidak lapar pada saat ujian berlangsung.
Hindari makanan yang terlalu pedas agar tak mengalami gangguan ( mulas,
mencret,dll)
5. Mintalah restu kepada orangtua sebelum berangkat ke sekolah.
6. Berangkatlah ke sekolah agak dini agar tidak tergesa-gesa, waspadai kemacetan lalu lintas dan keadaan tak terduga lainnya.
7. Setibanya di
sekolah masuklah ke ruangan dan cari tempat duduk yang sudah ditentukan.
Letakkan alat perlengkapan dengan rapi di meja, kecuali ada ketentuan
lain dari panitia ujian.
8. Pada saat ujian dimulai, berdoalah lagi.
9. Tulis nama dan nomer ujian dengan benar ( jika ada ketentuan seperti itu)
10. Baca persoalan dengan teliti.
11. Kerjakan soal
yang paling mudah terlebih dahulu, jangan terjebak dan terhenti pada
satu soal yang sulit. Lewati soal yang sulit dan kerjakan setelah
soal-soal yang mudah diselesaikan.
12. Jika semua soal sudah selesai dikerjakan, adakan pengecekan ulang sampai waktu ujian habis.
.
II. The DON’T ( Larangan)
A. Menjelang Ujian.
1. Pada malam hari
menjelang ujian jangan tidur terlalu larut yang bisa mengakibatkan mata
mengantuk di pagi hari sehingga mengganggu konsentrasi.
2. Hindari melakukan
kegiatan yang tidak perlu yang dapat mengganggu konsentrasi belajar
misalnya main games, chatting, dan lain sebagainya. Manfaatkan waktu
yang tersedia untuk belajar, belajar dan belajar.
3. Membuat catatan
untuk dibawa ke ruang ujian sebagai bahan contekan. Para pelajar pasti
sudah mengetahui bahayanya jika ketahuan mencontek,bukan.
4. Berusaha mencari bocoran soal ujian. Tindakan ini selain berbahaya juga sangat tidak bermoral dan tak bermartabat.
5. Belajar asal-asalan, tidak serius dan atau menganggap enteng ujian.
.
B. Saat Ujian.
1. Memakai joki.
2. Menyontek, baik menyontek dari catatan/buku sendiri atau menyontek dari pekerjaan teman atau dari sms yang masuk di hape.
3. Menyuap pihak lain agar mendapatkan nilai bagus dan lulus UAN.
Ketiga perbuatan diatas sangat tidak bermartabat dan mencederai kehormatan.
Tentang Sekolah ADIWIYATA
Pengertian dan Tujuan
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 tahun 2009
1. Pengertian Adiwiyata
Tempat
yang baik dan ideal di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan
dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju
terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan
berkelanjutan
2. Tujuan Adiwiyata
Tujuan Umum
Membentuk
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan
melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan
datang
Tujuan Khusus
Mewujudkan
warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan melalui tata kelola sekolah yang baik untuk untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan.
3. Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata
1. Partisipatif
Komunitas
sekolah terlibat dalam manjemen yang meliputi keseluruhan proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran.
2. Berkelanjutan
Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
4. Komponen Adiwiyata
Untuk mencapai tujuan Adiwiyata ada empat komponen program yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
- Kebijakan Berwawasan
- Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
- Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipasif
- Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
5. Keuntungan Program Adiwiyata
- Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah
- Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi
- Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi bejar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif
- Menjadikan tempat pembelajaran nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan bemar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar
- Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan sekolah
Konsep 5 R dalam Lingkungan
Cara Menerapkan
Konsep 5 R sendiri berasal dari 5 kata dalam bahasa Inggris yaitu
Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), Recycle (Mendaur
Ulang), Replace (Menggunakan kembali) dan Replant (Menanam Kembali).
Berikut ini dijelaskan tentang konsep 5 R:
1. Recycle
Recycle
atau mendaul ulang adalah kegiatan mengolah kembali atau mendaur
ulang. Pada perinsipnya, kegitan ini memanfaatkan barang bekas dengan
cara mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut. Contohnya
adalah memanfaatkan dan mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk
kompos.
2. Reuse
Reuse
atau penggunaan kembali adalah kegiatan menggunakan kembali material
atau bahan yang masih layak pakai. Sebagai contoh, kantong plastik atau
kantng kertas yang umumnya didapa dari hasil kita berbelanja, sebaiknya
tidak dibuang tetapi dikumpulkan untuk digunakan kembali saat
dibutuhkan. Contoh lain ialah menggunakan baterai isi ulang.
3. Reduce
Reduce
atau Pengurangan adalah kegiatan mengurangi pemakaian atau pola
perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah serta tidak melakukan
pola konsumsi yang berlebihan. Contoh menggunakan alat-alat makan atau
dapur yang tahan lama dan berkualitas sehingga memperpanjang masa pakai
produk atau mengisi ulang atau refill produk yang dipakai seperti aqua
galon, tinta printer serta bahan rumah tangga seperti deterjen, sabun,
minyak goreng dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi
bertumpuknay sampah wadah produk di rumah Anda.
4. Replace
Replace
atau Penggantian adalah kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu
barang atau memakai barang alernatif yang sifatnya lebih ramah
lingkungan dan dapat digunakan kembali. Upaya ini dinilai dapat
mengubah kebiasaan seseorang yang mempercepat produksi sampah.
Contohnya mengubah menggunakan kontong plastik atau kertas belanjaan
dengan membawa tas belanja sendiri yang terbuat dari kain.
5. Replant
Replant
atau penamanan kembali adalah kegiatan melakukan penanaman kembali.
Contohna melakukan kegiatan kreatif seperti membuat pupuk kompos dan
berkebun di pekarangan rumah. Dengan menanam beberapa pohon, lingkungan
akanmenjadi indah dan asri, membantu pengauran suhu pada tingkat
lingkungan mikro (atau sekitar rumah anda sendiri), dan mengurnagi
kontribusi atas pemanasan global.
Dengan
menerapkan konsep 5 R yang telah dibahas, kita dapat ikut serta dalam
melestarikan dan memelihara lingkungan agar tidak rusak atau tercemar.
Teknik Pembuatan Kompos
Berikut ini cara pembuatan pupuk yang ramah lingkungan yaitu pupuk
kompos yang berasal dari sampah tanam-tanaman.dan sampah rumah tangga
Karena sampah tanam-tanaman dan sampah rumah tangga kalau di biarkan
akan menimbulkan penyakit, maka sampah tersebut akan di jadikan Pupuk
Kompos yang tadinya sampah sekarangf jadi pupuk.
Caranya :
1. Kumpulkan sampah 500 kg yang organik dan nonorganik sampah
2. Sampah sampah ini di potong kecil-kecil baik secara manual maupun memakai mesin pemcacah sampah ,
3. Sampah yang terpotong kecil dicampur dedak 1 kg hingga rata ,
4. Setelah
itu masukkan 20 mm EM 4 yang merupakan bakteri Fermentasi dan di
campur dengan 20 mm Molase dan air tanah, air tanah mutlak diperlukan
karena mempertahan kan mikroba yang diperlukan untuk kesuburan tanaman,
campuran bahan kimia tersebut dipercikkan kedalam sampah yang bercampur
dedak, kelembaban sampah harus dijaga hingga mencapai 40 % kandungan
air.
5. Setelah
selesai sampah di masukkan kedalam tong/karung selama 5 hari dengan
kondisi suhu sampah 500° C setelah dua hari kemudian sudah terjadi
Fermentasi dan pupuk kompos telah siap di gunakan . Sampah harus
terlindung dari hujan dan sengatan matahari jika di taruh dalam
ketinggian maksimal 40 cm maka sampah akan berubah jadi pupuk Kompos
6. Kompos siap untuk dipakai
Universitas Indonesia, disingkat UI, adalah sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Kampus utamanya terletak di bagian Utara dari Depok, Jawa Barat, dan kampus utama lainnya terdapat di daerah Salemba di Jakarta Pusat. UI secara umum dianggap sebagai salah satu dari tiga perguruan tinggi papan atas di Indonesia bersama dengan Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung.[3]
Pada tahun 1898, pemerintah kolonial mendirikan sekolah baru untuk melatih tenaga medis, yaitu STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Pendidikan di STOVIA berlangsung selama 9 tahun: 3 tahun setingkat SMP, tiga tahun setingkat SMA, dan tiga tahun lainnya setingkat Diploma. Banyak lulusan STOVIA yang kemudian memainkan peranan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1924 pemerintah kolonial mendirikan RHS (Rechts Hogeschool) yang bertujuan untuk memenuhi tenaga administrasi sipil rendahan. RHS inilah yang menjadi cikal-bakal Fakultas Hukum UI. Pada tahun 1927 mengubah status dan nama STOVIA menjadi GHS (Geneeskundige Hogeschool). Gedung pendidikan dan pelatihan kedokteran yang digunakan GHS menjadi gedung Fakultas Kedokteran UI saat ini. Banyak alumni GHS yang kemudian berperan besar dalam pendirian Universitas Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (BPTRI) didirikan di Jakarta. BPTRI memiliki tiga fakultas, yaitu Kedokteran dan Farmasi, Sastra, dan Hukum. Pada tahun yang sama, institusi ini berhasil meluluskan 90 orang sebagai dokter. Ketika tentara kolonial Belanda kembali menguasai Jakarta pada akhir tahun 1945, BPTRI dipindahkan ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Pada tanggal 21 Juni 1946 NICA mendirikan sebuah Nood Universiteit atau Universitas Sementara di Jakarta. Pada tanggal 21 Maret 1947, nama Nood Universiteit diganti menjadi Universiteit van Indonesie (UVI). Akhirnya, setelah Jakarta berhasil diambil alih kembali, pemerintah mengembalikan BPTRI ke Jakarta dan menggabungkannya dengan Universiteit van Indonesie, dan memberinya nama baru Universiteit Indonesia (UI).
UI secara resmi memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan presiden (saat ini disebut rektor) pertamanya Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerio. Kantor Presiden Universiteit Indonesia mula-mula berkedudukan di Jakarta, tepatnya di gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat di Jl. Samlemba Raya no. 4, Jakarta. Tanggal 2 Februari 1950 kemudian dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.
Awalnya, UI memiliki 9 fakultas dan 3 lembaga yang tersebar di lima kota, yaitu Fakulteit Kedokteran, Fakulteit Ilmu Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakulteit Sastra dan Filsafat di Jakarta; Fakulteit Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakulteit Ilmu Pengetahuan Teknik, dan Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakulteit Pertanian dan Fakulteit Kedokteran Hewan di Bogor; Fakulteit Ekonomi di Makassar; Fakulteit Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya.
Pada tahun 1955, Undang-Undang No. 10 tentang pengubahan kata universiteit, universitet, dan universitit disyahkan, sehingga sejak itu, Universiteit Indonesia secara resmi diubah namanya menjadi Universitas Indonesia.
Berangsur-angsur fakultas-fakultas yang berada di daerah memisahkan diri membentuk lembaga pendidikan yang berdiri sendiri. Pada tanggal 2 Maret 1959 Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam di Bandung terbentuk dan berkembang menjadi Institut Teknologi Bandung. Selanjutnya pada 1 September 1963 Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan UI memisahkan diri pula menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini menjadi perguruan tinggi pertanian terkemuka bertaraf internasional. Fakultas di Surabaya menjadi Universitas Airlangga dan di Makassar menjadi Universitas Hasanuddin. Pada 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta dan kini berubah kembali menjadi Universitas Negeri Jakarta.
Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, pemerintah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak saat itu, UI secara konstan telah memberikan kontribusi nyata pada usaha-usaha pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional.
Pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 152 tahun 2000, UI ditetapkan sebagai perguruan tinggi berstatus badan hukum milik negara (BHMN). Dalam status tersebut, UI wajib lebih mengedepankan kinerja pengelolaan sebuah universitas publik dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan transparansi. Status sebagai BHMN tersebut direncanakan akan berakhir paling lambat pada tahun 2013, dan saat ini UI sedang dalam masa transisi pengembalian status menjadi perguruan tinggi negeri.[4]
Pohon berikut cabang dan kuncup melambangkan pohon ilmu pengetahuan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya, sementara kuncup tersebut suatu saat akan mekar dan menjadi cabang ilmu pengetahuan baru. Kuncup-kuncup itu akan senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup. Dengan demikian, Sumaxtono ingin menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman.
Makara yang mengalirkan air melambangkan hasil yang memancar ke segala penjuru. Makna yang diberikan Sumaxtono adalah Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan menghasilkan sarjana-sarjana yang cerdas, terampil, penuh ketakwaan, berbudi luhur, dan berkepribadian, serta bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, dan mampu menyelesaikannya sesuai dengan kaidah-kaidah akademik, di mana pun mereka berada.
Rancangan desain berikut maknanya diperlihatkan oleh Sumaxtono kepada Srihadi Soedarsono (mahasiswa Seni Rupa FT-UI, Bandung Angkatan 1952) pada tahun 1952. Namun, tidak diketahui kapan dan siapa yang mengesahkan lambang UI tersebut.
Buku pertama yang menggunakan lambang Universitas Indonesia di sampulnya untuk pertama kali adalah buku Universiteit Indonesia, Fakulteit Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun Peladjaran 1952-1953 (Percetakan AID, Bandung, 120 hlm.)
Di tengah kapak tersebut terdapat lambang Universitas Indonesia yang berbentuk bulat seperti matahari, melambangkan Universitas Indonesia sebagai penyuluh dan pelopor rakyat Indonesia di bidang ilmu pengetahuan. Lambang UI bewarna kuning keemasan pada panji dan bendera fakultas atau satuan organisasi di lingkungan UI melambangkan kebesaran dan keagungan.[5]
Setiap fakultas di UI memiliki warna panji yang berbeda-beda, yaitu:
Jas UI bewarna dasar kuning almamater dengan bergambar logo UI yang dibuat dengan benang bordir bewarna kuning dan ditempel di dada sebelah kiri. Jas UI digunakan pada acara protokoler universitas.
Perpustakaan Pusat Universitas juga terletak di sini. Selain itu terdapat pula berbagai fasilitas lain seperti Pusat Administrasi Universitas, Pusat Kegiatan Mahasiswa, gymnasium, stadion, lapangan hoki, penginapan (Wisma Makara), agen perjalanan Makara Tour & Travel, dan asrama.
Menurut survey lokal yang terakhir dari Globe Asia (2008) UI mendapat peringkat pertama di antara universitas-universitas di Indonesia [16]. Laporan ini juga didukung oleh Majalah Tempo, sebuah majalah utama di Indonesia, yang melakukan survei dan analisis tentang peringkat universitas dan pendidikan di Indonesia.[17]. Universitas Indonesia dinilai sebagai Universitas yang paling vibrant di Indonesia. Sejak tahun 2004, survey majalah Tempo melaporkan fakta bahwa lulusan UI adalah di antara sarjana lulusan terbaik di Indonesia menurut beberapa kriteria seperti kualitas lulusan, citra yang baik, kepuasan industri yang menggunakan tenaga kerja, kualitas pengajaran, metodologi pendidikan, kualitas fasilitas kampus yang berbasis lingkungan taman hutan raya yang hijau, serta keketatan persaingan masuk ke perguruan tinggi[18] .
Universitas Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Universitas Indonesia | |
---|---|
Makara, lambang Universitas Indonesia. |
|
Motto | Veritas, Probitas, Iustitia |
Motto dalam bahasa Indonesia | Kebenaran, Kejujuran, Keadilan |
Didirikan | 1849 (sebagai Dokter-Djawa School) 1950 (sebagai Universiteit Indonesia)[1] |
Jenis | Perguruan tinggi negeri berstatus BHMN |
Rektor | Djoko Santoso (Pjs.) (sejak 14 Agustus 2012) |
Staf akademik | 4.600 (2009)[2] |
Staf administratif | 2.750 (2009)[2] |
Mahasiswa | 33.500 (2009)[2] |
Sarjana | 25.000 (2009)[2] |
Magister | 7.000 (2009)[2] |
Doktor | 1.500 (2009)[2] |
Lokasi | Depok, Jawa Barat, Indonesia |
Kampus | Urban |
Warna | Kuning |
Julukan | Jaket kuning |
Afiliasi | AUN, ASAIHL, APRU, - ASEA UNINET – FUIW - SEAMEO - AUAP |
Situs web | www.ui.ac.id |
Daftar isi |
Sejarah
Sejarah Universitas Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1849. Ketika itu, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan asisten dokter tambahan. Pelajar di sekolah itu mendapatkan pelatihan kedokteran selama dua tahun. Lulusannya diberikan sertifikat untuk melakukan perawatan-perawatan tingkat dasar serta mendapatkan gelar Dokter Jawa (Javanese Doctor), bergelar demikian karena dokter ini hanya diberi izin untuk membuka praktek di wilayah Hindia Belanda, terutama di pulau Jawa. Pada tahun 1864, program pendidikan tersebut ditambah waktunya menjadi tiga tahun, dan pada tahun 1875 menjadi 7 tahun. Gelar yang diberikan pun berubah menjadi Dokter Medis (Medical Doctor).Pada tahun 1898, pemerintah kolonial mendirikan sekolah baru untuk melatih tenaga medis, yaitu STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Pendidikan di STOVIA berlangsung selama 9 tahun: 3 tahun setingkat SMP, tiga tahun setingkat SMA, dan tiga tahun lainnya setingkat Diploma. Banyak lulusan STOVIA yang kemudian memainkan peranan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1924 pemerintah kolonial mendirikan RHS (Rechts Hogeschool) yang bertujuan untuk memenuhi tenaga administrasi sipil rendahan. RHS inilah yang menjadi cikal-bakal Fakultas Hukum UI. Pada tahun 1927 mengubah status dan nama STOVIA menjadi GHS (Geneeskundige Hogeschool). Gedung pendidikan dan pelatihan kedokteran yang digunakan GHS menjadi gedung Fakultas Kedokteran UI saat ini. Banyak alumni GHS yang kemudian berperan besar dalam pendirian Universitas Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (BPTRI) didirikan di Jakarta. BPTRI memiliki tiga fakultas, yaitu Kedokteran dan Farmasi, Sastra, dan Hukum. Pada tahun yang sama, institusi ini berhasil meluluskan 90 orang sebagai dokter. Ketika tentara kolonial Belanda kembali menguasai Jakarta pada akhir tahun 1945, BPTRI dipindahkan ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Pada tanggal 21 Juni 1946 NICA mendirikan sebuah Nood Universiteit atau Universitas Sementara di Jakarta. Pada tanggal 21 Maret 1947, nama Nood Universiteit diganti menjadi Universiteit van Indonesie (UVI). Akhirnya, setelah Jakarta berhasil diambil alih kembali, pemerintah mengembalikan BPTRI ke Jakarta dan menggabungkannya dengan Universiteit van Indonesie, dan memberinya nama baru Universiteit Indonesia (UI).
UI secara resmi memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan presiden (saat ini disebut rektor) pertamanya Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerio. Kantor Presiden Universiteit Indonesia mula-mula berkedudukan di Jakarta, tepatnya di gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat di Jl. Samlemba Raya no. 4, Jakarta. Tanggal 2 Februari 1950 kemudian dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.
Awalnya, UI memiliki 9 fakultas dan 3 lembaga yang tersebar di lima kota, yaitu Fakulteit Kedokteran, Fakulteit Ilmu Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakulteit Sastra dan Filsafat di Jakarta; Fakulteit Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakulteit Ilmu Pengetahuan Teknik, dan Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakulteit Pertanian dan Fakulteit Kedokteran Hewan di Bogor; Fakulteit Ekonomi di Makassar; Fakulteit Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya.
Pada tahun 1955, Undang-Undang No. 10 tentang pengubahan kata universiteit, universitet, dan universitit disyahkan, sehingga sejak itu, Universiteit Indonesia secara resmi diubah namanya menjadi Universitas Indonesia.
Berangsur-angsur fakultas-fakultas yang berada di daerah memisahkan diri membentuk lembaga pendidikan yang berdiri sendiri. Pada tanggal 2 Maret 1959 Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam di Bandung terbentuk dan berkembang menjadi Institut Teknologi Bandung. Selanjutnya pada 1 September 1963 Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan UI memisahkan diri pula menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini menjadi perguruan tinggi pertanian terkemuka bertaraf internasional. Fakultas di Surabaya menjadi Universitas Airlangga dan di Makassar menjadi Universitas Hasanuddin. Pada 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta dan kini berubah kembali menjadi Universitas Negeri Jakarta.
Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, pemerintah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak saat itu, UI secara konstan telah memberikan kontribusi nyata pada usaha-usaha pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional.
Pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 152 tahun 2000, UI ditetapkan sebagai perguruan tinggi berstatus badan hukum milik negara (BHMN). Dalam status tersebut, UI wajib lebih mengedepankan kinerja pengelolaan sebuah universitas publik dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan transparansi. Status sebagai BHMN tersebut direncanakan akan berakhir paling lambat pada tahun 2013, dan saat ini UI sedang dalam masa transisi pengembalian status menjadi perguruan tinggi negeri.[4]
Lambang dan atribut
Lambang
Lambang Universitas Indonesia terdiri dari dua unsur, yaitu pohon dengan cabang-cabangnya, dan makara. Ide dasar bentuk lambang Universitas Indonesia adalah kala-makara. Kala adalah kekuatan dari atas (Matahari), sementara makara adalah kekuatan dari bawah (Bumi). Kedua kekuatan itu kemudian dipadukan dan distilir oleh Sumartono, mahasiswa Angkatan 1951 Seni Rupa Fakulteit Teknik Universiteit Indonesia, menjadi makara yang melambangkan Universitas Indonesia yang ilmu dan karyanya menyebar ke segala penjuru.Pohon berikut cabang dan kuncup melambangkan pohon ilmu pengetahuan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya, sementara kuncup tersebut suatu saat akan mekar dan menjadi cabang ilmu pengetahuan baru. Kuncup-kuncup itu akan senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup. Dengan demikian, Sumaxtono ingin menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman.
Makara yang mengalirkan air melambangkan hasil yang memancar ke segala penjuru. Makna yang diberikan Sumaxtono adalah Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan menghasilkan sarjana-sarjana yang cerdas, terampil, penuh ketakwaan, berbudi luhur, dan berkepribadian, serta bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, dan mampu menyelesaikannya sesuai dengan kaidah-kaidah akademik, di mana pun mereka berada.
Rancangan desain berikut maknanya diperlihatkan oleh Sumaxtono kepada Srihadi Soedarsono (mahasiswa Seni Rupa FT-UI, Bandung Angkatan 1952) pada tahun 1952. Namun, tidak diketahui kapan dan siapa yang mengesahkan lambang UI tersebut.
Buku pertama yang menggunakan lambang Universitas Indonesia di sampulnya untuk pertama kali adalah buku Universiteit Indonesia, Fakulteit Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun Peladjaran 1952-1953 (Percetakan AID, Bandung, 120 hlm.)
Panji
UI memiliki panji berbentuk kapak yang lazim digunakan pada zaman neolithikum, yang merupakan masa peralihan dari zaman batu ke zaman perunggu. Hal ini melambangkan sifat dinamis bangsa Indonesia yang selalu mengikuti zaman.[5]Di tengah kapak tersebut terdapat lambang Universitas Indonesia yang berbentuk bulat seperti matahari, melambangkan Universitas Indonesia sebagai penyuluh dan pelopor rakyat Indonesia di bidang ilmu pengetahuan. Lambang UI bewarna kuning keemasan pada panji dan bendera fakultas atau satuan organisasi di lingkungan UI melambangkan kebesaran dan keagungan.[5]
Setiap fakultas di UI memiliki warna panji yang berbeda-beda, yaitu:
- Hijau tua untuk Fakultas Kedokteran
- Hijau tua-putih untuk Fakultas Kedokteran Gigi
- Biru tua-hitam untuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
- Biru tua untuk Fakultas Teknik
- Merah tua untuk Fakultas Hukum
- Abu-abu untuk Fakultas Ekonomi
- Putih untuk Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
- Biru Muda untuk Fakultas Psikologi
- Jingga untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Ungu untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat
- Biru tua-merah untuk Fakultas Ilmu Komputer
- Biru muda-biru tua-biru muda untuk Fakultas Ilmu Keperawatan
- Biru tua-hijau untuk Fakultas Farmasi
- Cokelat untuk Program Pascasarjana
- Hijau tua-jingga-biru tua untuk Program Vokasi
Jaket dan jas almamater
Jaket almamater UI memiliki warna dasar kuning dengan gambar lambang Universitas Indonesia yang terpasang di dada sebelah kiri yang warnanya sesuai dengan warna panji fakultas masing-masing.Jas UI bewarna dasar kuning almamater dengan bergambar logo UI yang dibuat dengan benang bordir bewarna kuning dan ditempel di dada sebelah kiri. Jas UI digunakan pada acara protokoler universitas.
Kendi ilmu
"Kendi Ilmu" adalah kendi yang pada setiap acara wisuda diserahterimakan dari sarjana baru kepada mahasiswa baru. Arti simbolik dari penyerahan ini adalah kesinambungan dari generasi yang pergi kepada generasi yang datang. Kesinambungan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan sebagai hasil perjuangan dan daya upaya yang sungguh-sungguh.Lagu
Dua lagu yang dijadikan lagu wajib di Universitas Indonesia berjudul Himne Almamater dan Genderang Universitas Indonesia. Lagu-lagu ini biasa dinyanyikan pada acara-acara resmi universitas, penyambutan mahasiswa baru, dan wisuda. Lagu Himne Almamater diciptakan oleh H.S. Mutahar dan syairnya menggambarkan tekad warga Universitas Indonesia untuk bersatu mengamalkan tridharma perguruan tinggi, mengabdi Tuhan, bangsa, dan negara. Sementara itu, lagu Genderang Universitas Indonesia menggambarkan semangat mahasiswa UI untuk menuntut ilmu dan berbakti.Kampus
Salemba
Kampus Salemba terletak di daerah Salemba, Jakarta Pusat [6]. Fakultas yang berada di kampus ini adalah Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan beberapa program pascasarjana, program Ekstensi dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, serta laboratorium Fakultas Teknik.Depok
Kampus Depok, terletak di Kota Depok, Jawa Barat [7], dibangun pada pertengahan tahun 1980-an untuk mengakomodasi modernisasi universitas. Saat ini, Kampus Depok adalah kampus utama Universitas Indonesia. Sebagian besar fakultas di UI (MIPA, Teknik, Psikologi, Hukum, Ekonomi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Pengetahuan Budaya, Ilmu Komputer, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan) berada di sini. Kampus Depok dilewati oleh rel kereta Jakarta-Bogor sehingga mahasiswa mendapatkan kemudahan transportasi.Perpustakaan Pusat Universitas juga terletak di sini. Selain itu terdapat pula berbagai fasilitas lain seperti Pusat Administrasi Universitas, Pusat Kegiatan Mahasiswa, gymnasium, stadion, lapangan hoki, penginapan (Wisma Makara), agen perjalanan Makara Tour & Travel, dan asrama.
Fasilitas
Perpustakaan
UI memiliki perpustakaan dengan luas bangunan 30.000 m2 serta terdiri atas delapan lantai. Pemancangan tiang perdana dilakukan Senin (1/6/2009) ditargetkan pembangunnya selesai pada Desember 2009. Gedung perpustakaan tersebut dirancang dengan konsep "sustainable building" yang mana kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan yakni energi matahari (solar energy) selain itu di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik. Area baru tersebut bebas asap rokok, hijau serta hemat listrik, air, dan kertas. Perpustakaan pusat UI tersebut akan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari selain itu juga akan menampung 3-5 juta judul buku. Perpustakaan ini terbuka juga untuk umum. [8]Asrama
UI memiliki dua asrama, yaitu Asrama Mahasiwa UI Depok dan Asrama Mahasiswa UI Wismarini. Asrama pertama terletak di kampus Depok, dengan kapasitas 480 kamar putra dan 615 kamar putri, yang setiap kamarnya dapat diisi satu hingga tiga orang. Sementara Asrama yang lain terletak di Jl. Otto Iskandardinata no. 38 Jakarta Timur dengan kapasitas 72 kamar putra dan 111 kamar putri. Asrama Mahasiswa UI Wismarini ini khusus disediakan bagi mahasiswa yang kuliah di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan program lain yang berada di kampus UI Salemba.Balai Mahasiswa
Balai mahasiswa UI Salemba merupakan salah satu fasilitas yang ada di bawah koordinasi Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni. Gedung berkapasitas 300 orang ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan seperti seminar, rapat, dan lain-lain. Selain untuk para mahasiswa dan warga UI, gedung ini juga disewakan untuk umum.Fasilitas dan sarana olahraga
Fasilitas dan sarana olahraga yang dimiliki oleh UI antara lain:- Stadion
- Lapangan sepak bola & futsal
- Lompat jangkit
- Atletik
- Indoor (gymnasium)
- Lapangan bulu tangkis
- Lapangan bola voli
- Lapangan bola basket
- Outdoor
- Lapangan hoki
- Lapangan tenis (4 line)
- Lapangan basket (3 line)
- Lapangan voli (3 line)
- Lapangan bulutangkis (1 line)
Pusat Kegiatan Mahasiswa
Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI merupakan tempat berbagai kegiatan mahasiswa UI. Disini terdapat sekretariat berbagai organisasi kemahasiswaan yang ada di UI. Selain itu, terdapat pula berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan oleh para mahasiswa UI. Fasilitas itu antara lain aula yang dapat menampung kurang lebih 300-400 orang.Wisma Makara
Wisma Makara terletak di sebelah Asrama Mahasiswa UI Depok. Tempat ini digunakan sebagai sarana akomodasi di daerah Jakarta Selatan dan kota Depok, dan sering digunakan untuk kegiatan seperti seminar, pelatihan, lokakarya, dan lain-lain.Pusat Kesehatan Mahasiswa
Tujuan sarana ini untuk melayani beberapa kebutuhan penting mahasiswa yaitu: Kegiatan Mahasiswa dan sivitas Universitas Indonesia yang memerlukan obat-obatan dan tenaga medis, Pemeriksaan Kesehatan Mahasiswa Baru, Poliklinik, Apotek, Bimbingan Konseling Mahasiswa.Bus kampus
Bus kampus disediakan untuk melayani untuk melayani kebutuhan transportasi mahasiswa di dalam kampus UI Depok. Di kalangan warga UI, bus ini lebih dikenal dengan sebutan Bus Kuning (Bikun), karena bus ini memiliki warna dominan kuning. Hingga tahun 2005, UI telah memiliki 20 unit Bus Kampus. Bus-bus tersebut secara rutin akan melayani rute di dalam kampus pada hari Senin—Jumat, mulai pk.07.00-22.00 sementara pada hari Sabtu hanya sampai pukul 14.00 WIB.Sepeda kampus
Sejak tahun 2007, UI menyediakan fasilitas peminjaman sepeda kepada mahasiswanya. Sepeda dapat digunakan oleh mahasiswa dengan cara menunjukan KTM ke petugas yang menjaga. Sepeda dapat digunakan sepuasnya, tetapi tidak boleh keluar dari jalur sepeda yang telah disediakan. Sepeda juga boleh dikembalikan di terminal mana saja. Jadi apabila mahasiswa meminjam sepeda dari terminal sepeda Fisip, mahasiswa tersebut boleh mengembalikan sepeda yang dipinjam ke terminal FIB atau terminal mana saja yang ada di UI. Untuk mengembalikan sepeda, caranya sama dengan meminjam yakni dengan menunjukkan KTM ke petugas penjaga. Sepeda kampus melayani mahasiswa hingga pukul 17.00.Akademik
Fakultas dan program
Program studi di UI dikelola oleh 13 fakultas dan 2 program. Fakultas dan program tersebut adalah:- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Kedokteran Gigi
- Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
- Fakultas Teknik
- Fakultas Hukum
- Fakultas Ekonomi
- Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
- Fakultas Psikologi
- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Fakultas Kesehatan Masyarakat
- Fakultas Ilmu Komputer
- Fakultas Ilmu Keperawatan
- Fakultas Farmasi
- Program Pascarjana
- Program Vokasi
Peringkat
UI secara konsisten masuk dalam daftar universitas papan atas di dunia. Data terbaru, UI menduduki peringkat ke-217 dalam Peringkat Universitas Dunia QS 2011. Sebelumnya, UI menduduki peringkat ke-250 (2005[9] dan 2006[10]), ke-395 (2007[11]), ke-287 (2008[12]), ke-201 (2009[13]), dan ke-236 (2010[14]). UI juga menduduki peringkat ke-50 dalam Peringkat Universitas Asia QS 2011.[15]Menurut survey lokal yang terakhir dari Globe Asia (2008) UI mendapat peringkat pertama di antara universitas-universitas di Indonesia [16]. Laporan ini juga didukung oleh Majalah Tempo, sebuah majalah utama di Indonesia, yang melakukan survei dan analisis tentang peringkat universitas dan pendidikan di Indonesia.[17]. Universitas Indonesia dinilai sebagai Universitas yang paling vibrant di Indonesia. Sejak tahun 2004, survey majalah Tempo melaporkan fakta bahwa lulusan UI adalah di antara sarjana lulusan terbaik di Indonesia menurut beberapa kriteria seperti kualitas lulusan, citra yang baik, kepuasan industri yang menggunakan tenaga kerja, kualitas pengajaran, metodologi pendidikan, kualitas fasilitas kampus yang berbasis lingkungan taman hutan raya yang hijau, serta keketatan persaingan masuk ke perguruan tinggi[18] .